kobar
sumber : http://www.jadwal-misa.info/index.php/view/detil/232

Hidup di Jogja gak akan lepas sama yang namanya mahasiswa, entah orang asli Jogja atau bukan pasti ada aja yang bersentuhan sama mahasiswa, entah itu tetangga rumahnya ternyata kontrakan mahasiswa, warungnya jadi langganan mahasiswa, rumahnya jadi kost-kostan mahasiswa, depan rumahnya sering diberisikin mahasiswa, dan lain-lain. Begitupun gereja, beberapa gereja di Jogja menjadi “basecamp” para mahasiswa untuk beribadah atau sekadar pamer gebetan baru atau main hape. Mau tahu ciri-ciri gereja yang jadi langganan mahasiswa? Cekidot!

  1. Berbagai Jenis Gaya dan Warna Rambut

Karena mahasiswa adalah berarti orang muda dan orang muda adalah manusia-manusia yang sedang penasaran dengan siapa diri mereka sebenarnya, maka jadilah gaya dan warna rambut yang beraneka ragam di gereja tersebut. Ada yang kribo bulat sempurna, ada yang kiri kanan belakangnya botak tapi atasnya gondrong pake pomade pula udah kayak kanebo basah nempel di kepala, ada cowok yang gondrong, ada cewek yang cepak, ada yang warna rambutnya udah ngalahi anak ayam pilokan depan sekolah, dan masih banyak lagi.

  1. Terlambat

Hidup di Indonesia emang gak bakal jauh-jauh sama kata terlambat, mau tua, muda, cewek, cowok, kebanyakan orang Indonesia memang nggak menghargai waktu. Apalagi ketika lebih banyak orang muda di situ, udah lah telat pangkat dua jadinya. Ada yang datang ngikut perarakan udah kayak misdinar, ada yang baru datang pas bacaan pertama, ada yang baru datang pas tengah-tengah homili trus masih ke depan nyari kursi celingak-celinguk sambil ngobrol sama pacarnya, gak tahu diri.

  1. Kolekte

Ada dua hal dari kolekte yang bakal bikin orang tahu bahwa gereja itu adalah langganan mahasiswa. Pertama lihat ketika kolekte kedua dijalankan. Waktu kolekte pertama, pasti kotak kolektenya masih agak penuh tapi ketika kolekte kedua, ada yang kosong, ada yang duit dua ribu cuma selembar. Kedua perhatikan pengumuman terutama soal jumlah kolekte minggu lalu, kalau yang diumumkan :”dua juta empat ratus dua puluh lima ribu dua ratus rupiah” nah yang dua ratus tuh punya mahasiswa pasti.

  1. Pasangan Cewek dan Cowok

Ketika misa di gereja yang jadi langganan mahasiswa, pemandangan cewek dan cowok yang duduk bersebelahan pasti jadi pamandangan yang sangat umum. Status mereka pun hanya mereka yang tahu, ada yang lagi PDKT, ada yang lagi friendzone, ada yang cuma jadi tukang antar jemput tanpa dibayar (mending ojek online masih dibayar), ada yang emang pacaran, ada yang pergi sama pacar temennya, ada yang lagi selingkuh (selingkuh di gereja, luar biasa), ada yang sedang OTW tikung menikung, ada yang udah putus sambil berharap balikan, dan lain-lain.

5. Para Wanita Murah Hati Sekaligus Penguji Iman

Maksud saya murah hati adalah mereka dengan baiknya menyuguhkan tontonan bergizi bagi para pria dengan berpakaian sangat murah hati. Entah itu rok yang kurang bahan jadi kependekan, baju kekecilan sampai-sampai udelnya keliatan, baju yang lubang kepalanya kegedean sampai-sampai belahan itunya kelihatan, dan lain-lain. Seperti dosa, cewek-cewek ini memang bikin bahagia tapi tentu karena situasinya sedang misa maka dimulailah ujian iman. Kita tahu pikiran kebanyakan pria akan menjadi liar ketika melihat sudut-sudut tertentu yang terekspos dari tubuh wanita. Tapi karena sedang misa, jadi perlu iman yang sedikit lebih besar dari biji sesawi sepertinya untuk bisa tetap fokus pada misa.

6. Umumnya Bersepatu, Macam-Macam Pula

Banyak orang muda yang sepertinya menganggap gereja sebagai ajang pamer barang-barang bagus yang kebanyakan masih dibelikan orang tuanya. Tapi (mungkin) ada juga yang memang berusaha tampil sebaik mungkin karena akan bertamu ke rumah Tuhan, ada juga yang berpakaian rapi plus sepatu cuma gara-gara lagi bawa gebetan. Makanya, di gereja yang jadi langganan mahasiswa kita bisa melihat berbagai jenis sepatu beserta warna dan merk tentunya. Ada yang pakai konfers original harga 600 ribu sampai jutaan rupiah, ada yang pakai sepatu naiki yang harganya udah sama kayak Uang Kuliah Tetap, ada yang pakai sepatu adundas hasil berburu di OB dan jalan Mataram. Entah apapun merk dan orisinalitasnya, kebanyakan mahasiswa di gereja memang pakai sepatu. Kalau ada yang menemukan cowok masih muda di gereja tapi pakai sandal gunung, waspadalah, ada 75 % kemungkinan bahwa dia ex-sem(baca:ex-seminari).