https://www.japantimes.co.jp/sports/2015/06/07/soccer/barcelona-cruises-past-juventus-to-claim-champions-league-title/#.WjLz47IjGpo
Sumber Gambar

Jadi kemarin itu ada malam apresiasi mahasiswa, intinya memberi penghargaan pada mahasiswa-mahasiswi berprestasi atau program-program mereka yang patut mendapat penghargaan. Untuk dapat penghargaan seperti itu dan bisa pamer di Instagram tentu saja cuma mimpi buat saya. Gimana nggak? Orang mau boker aja masih suka kebablasan buka baju. Tapi gak papa, untuk menghibur diri sendiri dan mahasiswa-mahasiswa lain yang juga belum pernah menerima hal serupa, saya sudah mengumpulkan prestasi-prestasi tersembunyi mahasiswa Sanata Dharma yang gak akan diapresiasi tapi bisa dibanggakan, atau minimal ditertawakan. Karena mampu menertawakan diri sendiri adalah kebiasaan yang sehat.

1. Prestasi Nge-Trail Dadakan

Hanya mahasiswa Paingan atau mahasiswa Mrican yang ke Paingan dan pulang kemaleman lah yang pernah merasakan ini. Kita tahu bahwa jam tutup parkiran motor di Paingan gosipnya sih jam 9, tapi kadang jam setengah 9 itu bapak-bapak penjaga parkiran udah ilang. Jadi, mau gak mau para mahasiswa ini harus menaiki tangga menuju parkiran mobil untuk pulang. Kalau motornya KLX sih masalah sepele, tapi kalau motornya Revo 100 cc kayak punya saya, trus matic yang kalo lewat polisi tidur aja suka kejedut, ya ini jadi agak susah. Dirangkailah batu-batu di setiap anak tangga untuk membantu motor-motor bukan trail ini untuk jadi motor trail sesaat. Itu prestasi lho. Walaupun hal ini hanya pernah dirasakan mahasiswa jaman old, karena mahasiswa jaman now udah dibikinin landasan khusus jadi gak usah lagi sesaat memaksakan motornya menjadi motor trail.

2. Nggarap Ujian Gak Sampai 45 Menit

Waktu ujian UTS atau UAS biasanya 2 jam atau 120 menit, tapi itumah waktu yang dibutuhkan bagi mahasiswa pada umumnya. Ada beberapa mahasiswa species langka yang dari waktu 120 menit yang disediakan, hanya butuh 20-45 menit saja untuk bisa menyelesaikan ujiannya. Bukan prestasi yang bisa diberikan penghargaan memang, tapi tentu saja membuat bangga sesaat bagi para pelakunya apalagi ketika mendengar ruangan ujian seketika heboh melihat kita selesai duluan, walaupun setelah keluar ruangan mereka mulai berpikir “eh tadi gak ada essaynya kan ya?”

3. Macarin Kakak Tingkat (Buat Cowok)

Pacaran tentu sudah menjadi hal yang biasa bagi mahasiswa. Pacaran sama teman seangkatan mah biasa, pacaran sama adek tingkat apalagi. Tapi perlu skill dan kecermatan khusus untuk bisa memacari kakak tingkat. Gimana nggak? Modus “mau tak ajarin po?” yang bisa dipakai untuk modusin adek tingkat jelas-jelas gak bisa dipakai, lha dia udah belajar duluan. Ditambah, kebanyakan cewek mencari cowok yang terkesan dewasa dan status “adek tingkat” sudah sedikit banyak membentengi diri mereka dari para cowok ini. Jadi, banggalah kalian yang pernah atau sedang pacaran dengan kakak tingkat, karena itu prestasi yang gak semua orang bisa melakukan.

4. Bikin Laporan Langsung Final

Mahasiswa rajin biasanya akan mengumpulkan dan merevisi setiap bab yang ia kumpulkan ke asisten. Bab I kumpul, revisi, kumpulin lagi, begitu seterusnya sampai bab terakhir tergantung jenis laporannya. Namun ada juga jenis mahasiswa lain termasuk saya yang hanya mengumpulkan dan merevisi bab I saja, lalu bab II sampai selesai langsung dibuat tanpa revisi dan langsung dikumpulkan saat waktu finalnya datang. Gak semua mahasiswa bisa lho kayak gitu, butuh keberanian dan kemampuan “masa bodo” yang tinggi.

5. Deadline Makalah Jam 9 Pagi, Baru Mulai Bikin Jam 2 Pagi

Mahasiswa yang kayak gini biasanya adalah pengidap prokrastinasi tingkat Avenger. Makalah yang biasanya akan jadi tugas UAS take home tentu saja sudah diberitahukan oleh dosen jauh-jauh hari sebelumnya. Tapi bagi prokrastinator sejati, tugas yang deadlinenya 3 bulan lagi pun, akan dibuat semalam sebelumnya. Tentu ini prestasi, makalah yang buat mahasiswa lain perlu waktu beberapa hari bahkan beberapa minggu, bisa dibuat dalam hitungan jam. Selain itu, kemampuan ini butuh kecepatan dan ketepatan berpikir, serta minimal 2 botol Kratingdeng. Kalau soal hasil, ya itumah kembali ke Yang Mahakuasa aja deh.

6. Bahan Ujian 15 Presentasi, Baru Fotokopi Semalam Sebelumnya

Mahasiswa ini sama yang nomor 5 hampir-hampir mirip. Mahasiswa jenis ini sudah tahu bahwa ada belasan presentasi, ratusan slide, dan mungkin ditambah jurnal atau buku yang harus dibaca untuk ujian, tapi baru akan mencari semuanya satu malam sebelumnya. Setelah fotokopi pun biasanya ditambah dengan beli makan, main game, nonton TV, dan dengerin musik. Setelah dengerin musik ternyata udah jam 12 malam dan mereka biasanya memilih tidur atau ketiduran, lalu baru bangun jam 7 pagi padahal ujian jam 10. Akhirnya dari sekian banyak bahan yang dibaca, paling-paling yang nyangkut cuma  bagian-bagian yang saru.

7. Gak Masuk Kuliah 5 Kali Tapi Masih Bisa Ujian

Mahasiswa jenis ini mungkin bisa disebut mahasiswa siluman. Gimana nggak? Di kelas jarang kelihatan, tapi tanda tangan di presensi penuh. Mengapa berprestasi? Pertama, tanda tangan mereka gak susah-susah amat, jadi setidaknya teman yang dititipi absen hanya cukup khawatir dipanggil dosen kalau ketahuan. Kedua, mahasiswa jenis ini sudah bisa dipastikan punya banyak teman dan gak kuper. Ketiga, kemungkinan mahasiswa jenis ini adalah mahasiswa yang sangat baik dengan teman-temannya, sehingga teman yang dititipi absen akan dengan senang hati menandatangani demi membalas budi. Banggalah kalian yang pernah kayak gini, gak semua mahasiswa bisa kayak kalian.

8. Jeda Kuliah Cuma 10 Menit, Masih Bisa Makan

Semester 4-6 biasanya adalah klimaksnya kuliah di fakultas saya. Walaupun klimaks tapi sebenarnya mudah. Menjalani semester 4-6 itu cuma kayak naik sepeda, tapi rodanya ada apinya, sepedanya juga ada apinya, terus sekelilingnya juga ada apinya karena itu neraka. Di masa-masa itu, kuliah bisa dari pagi sampai sore dan jedanya pun kadang-kadang cuma mengharapkan kebaikan dosen dalam menyelesaikan kelas. Makanya 10 menit pun sangat berharga, dalam waktu 10 menit mahasiswa akan bela-belain ke kantin, pesan ayam geprek, indomi, atau kalau mau cepet langsung ambil nasi di tante-tante Manado, makan ngebut, terus langsung naik lagi ke kelas. Untuk yang sudah pro pasti gak bakalan telat, tapi kalo yang masih noob bisa telat sampai 15 menit. Kemampuan untuk lari turun tangga, makan ngebut, lari lagi naik tangga dan gak telat tentu adalah kemampuan yang spesial dan patut dibanggakan.

Sekian jenis-jenis prestasi mahasiswa Sanata Dharma yang tentu saja gak akan dapat medali di auditorium, gak akan bisa juga membuat orangtua bangga. Yakali : “Mak, aku masih bisa ikut UAS mak, padahal aku udah bolos 7 kali!” Tapi yang jelas, kemampuan-kemampuan di atas tidak dimiliki oleh semua mahasiswa Sanata Dharma. Kalau ada prestasi terpendam lain yang belum saya tuliskan, boleh lho tulis di kolom komentar. Ciao!